Surfskate

Jujur sudah lama sekali tidak menulis blog, alasanya yang pasti karena sibuk dengan berbagai macam kegiatan. Sejak aktif berolahraga kembali memang terasa waktu santai berkurang, sedangkan satu-satunya waktu santai itu yah saat Adam tidur siang, biasanya saya menonton film, menulis blog, mengedit konten podcast, jadi dihabiskan dengan olahraga.

Oh iya, salah satu alasan sudah tidak pernah menulis blog, karena sudah di kick dari member #satuminggusatucerita, di mana saat masih bergabung, saya jadi terpaksa menulis satu blog walau lima minggu sekali, karena batas waktu tidak setor cerita adalah lima minggu. Yah karena kesibukan dengan kegiatan olahraga itulah, akhirnya saya di kick.

Berolahraga tentunya bukan hobi baru untuk saya, sudah lama saya menyukai kegiatan ini, sempat vakum waktu saya hamil, dua tahun setelah lahiran mulai lagi berolahraga, namun harus vakum kembali karena terkena stroke ringan, setahun kemudian bisa kembali lagi berolahraga hingga detik ini.

Memulai olahraganya pun tidak langsung yang berat, mulai dari yang durasinya singkat tapi tiap hari dilakukan, sampai akhirnya berdurasi sejam bahkan sejam setengah, tapi hanya lima kali dalam seminggu.

Tidak terasa, Adam sudah memasuki usia sekolah, walau sekolahnya pun baru ditingkat PAUD yang durasi sekolahnya hanya 1-2 jam, tiga kali seminggu, membuat saya berpikir untuk menambah kegiatan dikala menunggu Adam pulang sekolah.

Kebetulan saya tertarik dengan hobi suami, yaitu bermain surfskate. Akarnya sih masih skateboard, hanya cara main dan alatnya saja yang berbeda. Sering lihat suami bermain, dan waktu itu Adam jg pernah privat skateboard, ya saya jadi semakin tertarik. Pertama kali mencoba surfskate ini, memang kaget terutama saat menaiki papannya, karena goyang ke kanan kiri, tidak se stabil skateboard, tapi saat dipelajari eh ternyata ini lebih mudah dibanding skateboard, dan bisa dimainkan, maksudnya tidak perlu main trik atau ngebut di bowl, bisa main santai di arena datar, dan trik nya pun santai, enak aja pokoknya.

Pertama kali serius bermain surfskate sekitar tanggal 1 Febuari, sengaja semuanya dimasukan ke dalam Reel Instagram, tujuannya untuk melihat progres selama bermain, tidak disangka yang lihat sampai terbanyak di lima ribu view.

Jadi kurang lebih tiga bulan serius bermain surfskate memang belum ahli, masih banyak kesalahan dari segi posisi badan, keberanian, dan lainnya, tetapi yang diprioritaskan adalah FUN nya. Jadi main dulu aja lah, yang penting senang, punya hobi baru, keluar keringet banyak, bisa main sama suami pastinya, semakin ke sini yah semakin lumayan cara bermainnya. Semakin sering berlatih pasti ada hasilnya kan.

Sebulan pertama main, posisi kaki saja tidak benar, setiap pulang sehabis bermain pasti kaki memar, karena jatuh terus kan, kepala pernah benjol lah. Masuk ke bulan kedua, badan sudah tidak begitu kaku, posisi kaki sudah betul, tinggal posisi badan yang masih kurang jongkok, masih kurang kasih speed, tapi lumayan lah yang penting sudah terbiasa naik di papan surfskate.

Memasuki bulan ketiga, keberanian mulai timbul, merasa sudah bisa, padahal belum lancar terjadilah peristiwa tidak mengenakan, tapi video Reel nya paling banyak view, yup akhirnya cedera juga.

Mencoba meluncur di tempat baru, kurang pemanasan, sok-sok an pakai papan suami, hasilnya ankle kelipet, bengkak dan jadi vakum main surfskate dulu deh 😭 plus ga bisa workout juga 😢

Pengobatan sih ke klinik Haji Ebun Patah Tulang
Hampir semua yang bermain skateboard jika cedera lari ke klinik itu. Kalau kata suami, 'udah sah deh bunda jadi skater'. 😅

Katanya sih kurang lebih tiga minggu sampai sebulan pemulihannya, alhamdulilah tidak patah atau retak, hanya memang ototnya kena, jadi tidak begitu parah. 

Hasilnya yah jadilah blog ini, lain kali mau menyempatkan diri untuk sekedar bercerita di blog deh, seru untuk dibaca kemudian hari. 


Comments