Patent Ductus Arteriosus (PDA)

Di blog sebelumnya bunda janji nih mau ceritain tentang penyakit bawaan lahirnya bunda. Nama penyakitnya Patent Ductus Arteriosus (PDA).

Patent ductus arteriosus (PDA) adalah kelainan jantung bawaan yang biasanya dialami oleh bayi dengan kelahiran prematur. Kondisi ini terjadi ketika ductus arteriosus tetap terbuka setelah bayi lahir. Bila dibiarkan tidak tertangani, PDA dapat memicu hipertensi pulmonal, aritmia, dan gagal jantung.

Kurang lebih seperti itu penjelasan singkat tentang penyakit bunda. Dahulu bunda divonis bisa bertahan hanya sampai usia 12 tahun. Alhamdulilah, bunda bisa menginjak usia 27 tahun ini dan memiliki satu orang anak. Banyak dokter yang tidak menyangka bunda masih bisa bertahan dan menjalani hidup senormal ini, bahkan memiliki rutinitas olahraga setiap hari.

Begitu bunda dinyatakan positif hamil, ayah langsung khawatir akan kesehatan jantung bunda. Saat itu bunda ingat ke salah satu dokter di salah satu RS swasta terbaik di Bandung yang pernah memberikan rujukan pada bunda untuk melakukan tes echocardiographe. 

Betapa kagetnya kami saat dokter tersebut bilang kehamilan bunda berbahaya, memang resikonya sangat besar hamil dalam keadaan jantung seperti itu, tapi penyampaian sang dokter sangat tidak enak di hati. Karena kata sang dokter, jika terjadi sesuatu terpaksa janin harus digugurkan. Memang iya sih lebih penting menyelamatkan bunda, tapi seharusnya tidak usah bilang demikian.

Akhirnya ayah dan bunda mencari dokter spesialis jantung lain. Alhamdulilah kami memilih dokter yang tepat dan santai dalam menghadapi kasus bunda. Dokter Agus Thosin namanya. 

Kesimpulan dari gambar di atas adalah terdapat PDA diameter 8-11 mm dengan panjang 9 mm. Cukup besar lubang yang ada di jantung bunda. Mungkin karena bunda juga sudah dewasa jadi si lubang semakin membesar. Normalnya penyakit PDA ini diderita oleh anak-anak, karena memang bawaan lahir, dan seharusnya langsung ditutup. 

Selama kehamilan bunda diberi obat anti sesak, sampai brs lahiran, seharusnya bunda tetap kontrol selama enam bulan setelah melahirkan, tetapi dikarenakan kesibukan mengurus new born akhirnya bunda tidak memeriksakan kondisi bunda hingga Adam berusia dua tahun. 

Ternyata menghadapi anak berusia dua tahun itu sangat menguras emosi. Seringkali bunda menahan emosi, sehingga tiba-tiba bunda sesak nafas. Dokter hanya mewanti-wanti, jangan sampai sesak nafas, karena bisa fatal akibatnya.

Bunda langsung mengurus semua keperluan untuk memeriksakan diri ke dokter Agus dengan menggunakan BPJS. Alhamdulilah tiga bulan setelah sesak nafas itu, akhirnya bunda dioperasi penutupan PDA.

Bunda mengalami dua kali tindakan, tindakan pertama gagal karena ternyata alat untuk menutup lubang tidak sesuai ukurannya, terlalu kecil. Sehingga tindakan pertama hanya bertujuan untuk observasi. 

Berikut adalah gambar setelah alat dipasang di lubang PDA. 

Operasinya hanya sekitar satu jam. Tindakan operasi melalui saluran pembuluh darah dari selangkangan, sehingga bunda harus terlentang sekitar delapan jam dari selesai operasi. Kaki yang boleh digerakkan hanya kaki yang selangkangannya tidak dipakai untuk tindakan. Kalau banyak bergerak, ditakutkan ada pembengkakan. Selesai pemasangan alat, bunda dipindahkan ke ruangan NICU, untuk dipantau selama 24 jam kedepan. Bunda sempat mengalami drop, hingga detak jantung turun drastis, tapi alhamdulilah bisa melewati masa kristis itu. Bunda berada di RS selama satu minggu penuh. 

Begitulah kisah penyakit bunda yang menemani bunda selama 27 tahun ini dan akhirnya berhasil ditutup. Kabar baiknya, setelah operasi, bunda diperbolehkan memiliki anak lagi. Well, kita lihat nanti apakah Adam akan memiliki adik? Hihi bunda sih ingin punya tiga anak 🤗